Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Perindustrian Kabupaten Wakatobi jumlah penenun yang aktif di Kaledupa saat ini adalah sebagai berikut:
Tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah penenun di Kaledupa yang masih aktif menenun 138 orang. Jumlah penenun di Wilayah ini merupakan yang paling banyak di Kabupaten Wakatobi.
Kondisi merupakan hal ini wajar karena dalam sejarah tenun di Wakatobi, Kaledupa khususnya Pajam merupakan, desa tertua yang diyakini sebagai asal muasal peradaban Kerajaan Kaledupa di wilayah Pulau Kaledupa, Di dalam wilayah Benteng Palea yang ada di Pajam.
Budaya tenun khas kaledupa hidup dan lestari secara turun temurun. Karena kelestariannya ini sehingga pemerintah Daerah Wakatobi menetapkan Desa Pajam sebagai pusat kerajinan tenun atau Weaving Handicraft Center yang menjadi salah satu kawasan Ecotourism andalan Wakatobi.
Penenun di Desa Pajam menguasai keterampilan tenun mereka secara turun temurun.
Para gadis-gadis Desa Palea di zaman Kerajaan Kaledupa, wajib mewarisi keterampilan tenun sebagai bekal bagi mereka saat berkeluarga.
Budaya ini sampai saat sekarang terus dijaga, para wanita (ibu-ibu) di Pajam mengajarkan cara menenun, kepada anak-anak mereka khususnya wanita sejak kecil, anak-anak usia 4-9 tahun membantu ibu mereka dalam melalukan oluri (menyusun benang).
Sementara anak-anak usia 10 tahun keatas sudah ada yang bisa menenun. Dari sinilah sumber penghasilan mereka selain dari bertani.
Sumber: Dokumen Studi Peningkatan Daya Saing Tenunan Lokal Di Kabupaten Wakatobi, 2018
Kondisi merupakan hal ini wajar karena dalam sejarah tenun di Wakatobi, Kaledupa khususnya Pajam merupakan, desa tertua yang diyakini sebagai asal muasal peradaban Kerajaan Kaledupa di wilayah Pulau Kaledupa, Di dalam wilayah Benteng Palea yang ada di Pajam.
Budaya tenun khas kaledupa hidup dan lestari secara turun temurun. Karena kelestariannya ini sehingga pemerintah Daerah Wakatobi menetapkan Desa Pajam sebagai pusat kerajinan tenun atau Weaving Handicraft Center yang menjadi salah satu kawasan Ecotourism andalan Wakatobi.
Penenun di Desa Pajam menguasai keterampilan tenun mereka secara turun temurun.
Para gadis-gadis Desa Palea di zaman Kerajaan Kaledupa, wajib mewarisi keterampilan tenun sebagai bekal bagi mereka saat berkeluarga.
Budaya ini sampai saat sekarang terus dijaga, para wanita (ibu-ibu) di Pajam mengajarkan cara menenun, kepada anak-anak mereka khususnya wanita sejak kecil, anak-anak usia 4-9 tahun membantu ibu mereka dalam melalukan oluri (menyusun benang).
Sementara anak-anak usia 10 tahun keatas sudah ada yang bisa menenun. Dari sinilah sumber penghasilan mereka selain dari bertani.
Sumber: Dokumen Studi Peningkatan Daya Saing Tenunan Lokal Di Kabupaten Wakatobi, 2018


0 comments:
Posting Komentar