Sabtu, 04 Agustus 2018

Menuju Pandu Laut Nusantara 2018...

Anda pernah mendengar kata 'kabuenga'? Ya, bagi anda yang bermukim di Kabupaten Wakatobi, khususnya di Pulau Wangi-Wangi, tentu anda tak asing dengan kata ini. Kabuenga pada dasarnya merupakan obyek yang sederhana, yang dalam Bahasa Indonesia berarti 'ayunan', namun dalam konteks adat Wakatobi, memiliki makna istilah tersendiri. 

Kabuenga merupakan festival adat tradisi mencari pasangan hidup, khas Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Tradisi ini bermula ketika kaum para pemuda maupun gadis setempat jarang mempunyai kesempatan bertemu. Dahulu para pemuda sering berlayar untuk merantau atau lebih banyak di laut sehingga sulit bertemu dengan para gadis, dan para gadis juga lebih banyak menghabiskan waktunya dalam rumah (tidak suka keluyuran ke luar rumah). Karena itulah, para lelaki dan perempuan lajang kemudian dipertemukan dalam Tradisi Kabuenga. Festival adat kabuenga yang dianggap mengandung nilai-nilai sakral oleh masyarakat Wakatobi, pada masa lampau digelar sekali dalam setahun, yakni pada setiap usai merayakan Hari Raya Idul Fitri. Para tetua adat memilih perayaan hari Raya Idul Fitri sebagai momentum paling tepat menggelar tradisi kabuenga karena pada hari besar umat Islam, masyarakat Wakatobi yang merantau di berbagai daerah di Indonesia, bahkan di luar negeri, pulang kampung atau mudik lebaran.

Sumber foto: Dokumentasi MEAKA Wakatobi

Kalau selama ini festival kabuenga dilaksanakan di darat, terbayang tidak sensasi-nya, jika kabuenga dilaksanakan di laut? Ide festival adat 'kabuenga laut' ini dari sisi sudut pandang kemaritiman Wakatobi, mungkin bisa menjadi alternatif festival wisata yang inovatif, namun, mungkin perlu didudukkan dalam konteks 'adat' berkenaan dengan nilai-nilai yang dikandungnya, tentu saja termasuk kepantasannya, agar tetap layak secara sosial dalam perspektif masyarakat Wakatobi, dan khususnya masyarakat Wangi-Wangi. Uniknya, ide ini bergulir bersama rencana pelaksanaan event nasional Pandu Laut Nusantara di Kabupaten Wakatobi, pada tanggal 19 Agustus 2018, berupa aksi Bersih Pantai dan Laut, Aksi Pandu Laut Nusantara dan Kabuenga Laut...

Lalu, dimana tempat pelaksanaannya?
 
Ide ini sampaikan oleh Pak Sudirman (Pengelola Waha Tourism Community - WTC, beliau ini dikenal juga sebagai Bapak Konservasi Desa Waha), dan beliau sekaligus menyarankan tempat pelaksanaan kabuenga laut di lokasi WTC Desa Waha. Ide ini (kabuenga laut) menurut Pak Dirman  (nama sapaan Pak Sudirman) merupakan pertautan antara semangat konservasi (aksi bersih pantai dan laut) dengan kearifan lokal masyarakat Desa Waha dengan mitos Untu Wa Ode-nya.

Kisah Untu Wa Ode di Desa Waha, khususnya di wilayah Koroe, mengisahkan tentang seorang lahir kembar dengan gurita. Gurita itu kemudian di lepas di laut melalui prosesi adat yang dipenuhi dengan do'a-do'a untuk keselamatan, baik di laut maupun di darat.

Mitos Untu Wa Ode memiliki nilai-nilai konservasi laut yang masih hidup sampai sekarang di masyarakat Desa Waha, berupa pesan kepada para pemanfaat laut untuk bersikap ramah dalam memanfaatkan laut, dan sanksi bagi yang jahil terhadap laut.

Semangat kabuenga dan mitos Untu Wa Ode bisa dipadukan menjadi inovasi festival yang sangat unik, di mana nilai-nilai sosial hekabuenga'a dan spiritualitas do'a-doa diharapkan bisa meresonansi semangat dan tindakan konservasi masyarakat.

Namun, rencana pelaksanaan kabuenga laut sendiri masih dalam tataran wacana, yang sementara didiskusikan dengan pihak-pihak yang relevan, khususnya para tetua adat dan agama, untuk menemukan format yang sesuai, tentu saja, kita berharap aksi-aksi seperti ini, baik kabuenga laut dan Pandu Laut Nusantara tidak hanya menjadi gerakan sesaat, tetapi benar-benar bisa membekas dan membentuk karakter konservasi dalam masyarakat, khususnya masyarakat Wakatobi.

0 comments:

Posting Komentar

Komentar

Profil Kabar MEAKA

https://www.kabar-meaka.blogspot.com/

Link Website Desa/Kelurahan Se-Wakatobi

Kec. Wangiwangi - Kec. Wangsel - Kec. Kaledupa - Kec. Kaledupa Selatan - Kec. Tomia - Kec. Tomia Timur - Kec. Binongko - Kec. Togo Binongko

Koroe Onowa - Longa - Maleko - Pada Raya Makmur - Patuno - Pookambua - Posalu - Sombu - Tindoi - Tindoi Timur - Waelumu - Waginopo - Waha - Wapia-Pia - Pongo - Waetuno - Wanci - Wandoka - Wandoka Selatan - Wandoka Utara - Kabita - Kabita Togo - Kapota - Kapota Utara - Komala - Liya Bahari Indah - Liya One Melangka - Liya Togo - Liyamawi - Matahora - Mola Bahari - Mola Nelayan Bakti - Mola Samaturu - Mola Selatan - Mola Utara - Numana - Wisata Kolo - Wungka - Mandati I - Mandati II - Mandati III - Ambeua Raya - Balasuna - Balasuna Selatan - Horuo - Kalimas - Lewuto - Mantigola - Ollo - Ollo Selatan - Samabahari - Sombano - Waduri - Ambeua - Buranga - Lagiwae - Laolua - Darawa - Kaswari - Langge - Lentea - Pajam - Peropa - Sandi - Tampara - Tanjung - Tanomeha - Kollo Soha - Lamanggau - Patua - Patua II - Runduma - Teemoane - Waitii - Waitii Barat - Onemay - Waha - Dete - Kahianga - Kulati - Timu - Wawotimu - Bahari - Patipelong - Tongano Barat - Tongano Timur - Jaya Makmur - Kampo-Kampo - Lagongga - Makoro - Palahidu Barat - Palahidu - Rukuwa - Taipabu - Wali - Haka - Oihu - Popalia - Sowa - Waloindi

Ikuti Kabar MEAKA di Facebook

Ikuti Kabar MEAKA di Twitter

Ikuti Kabar MEAKA di Youtube

Recent Post

Link Web Desa IDM Terbaik Nasional 2018

Ngroto - Gondang - Munggur - Ngringo - Sukosewu

Link Web Desa IDM Terbaik Sultra 2018

Banabungi - Lambandia - Waemputang