Setiap produk tenun lokal merupakan penciri dari daerah bersangkutan. Suatu produk kerajinan tenun paling tidak memiliki tiga nilai yaitu, nilai seni, nilai budaya, dan nilai ekonomi. Dua nilai pertama merupakan penciri dari setiap daerah yang menghasilkannya.
Wakatobi sebagai salah satu rumpun suku bangsa Buton, memiliki ciri atau corak tersendiri dalam produk tenunannya. Paling tidak terdapat empat ciri khas tenuunan lokal yang ada di Wakatobi berdasarkan karakteristik empat pulau besar yang dihuni oleh penduduk Wakatobi, yakni Wang-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko.
Berdasarkan ketersediaan bahan baku, maka warna tenunan Wakatobi yang terang dan ada yang pudar. Untuk bahan baku benang dan pewarna yang diperoleh dari toko umumnya berwarna terang.
Sedangkan kalau menggunakan benang yang baru pintal sendiri dan atau benang putih yang baru akan diwarnai dengan warna alam, maka warna tenunan yang dihasilkan tidak terlalu terang atau agak pudar.
Umumnya tenunan lokal Wakatobi memiliki warna-warna terang yang merupakan kombinasi berbagai warna, seperti: biru muda dan tua, kuning muda dan tuan, hijau muda dan tua, merah muda dan tua, mereah maron, ungu muda dan tua, hitam, dan warna lainnya.
Para penenun telah mampu berkreasi mengkombinasikan warna-warna dengan menarik sesuai dengan motif yang akan ditenun.
Sumber: Studi Peningkatan Daya Saing Tenunan Lokal Di Kabupaten Wakatobi (2018)



0 comments:
Posting Komentar