Rabu, 11 Maret 2020

Kalau menyebut al-Kindi rasa-rasanya tak asing bagi para pencinta ilmu, khususnya filsafat, matematika, fisika, astronomi, geografi, dan bahkan musik.

Al-Kindi (800-873 M), dengan nama lengkap sebagai Abu Yusuf Yaqub bin Ishaq al-Kindi yang terlahir di Kufah pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid yang berpusat di Bagdad tidak banyak dikenal sebagai 'ahli pedang'. 

Pembuatan Parang Binongko
Sumber gambar: https://www.carisemuaja.com

Tentu mendengar keahliannya, jangan dibayangkan laksana kepiawaian pedang, sang mubariz (jago duel pedang), Sayyidina Ali bin Abi Thalib dengan pedang Dzulfikarnya.

Tetapi keahlian pedang al-Kindi berhubungan dengan pengetahuan teknis bagaimana membuat pedang dengan spesifikasi khusus.

Terkait keahlian al-Kindi ini, Robert Hoyland dan Brian Gilmore menuliskannya melalui buku bertajuk Medieval Islamic Swords and Swordmaking.

Rasa-rasanya tak berlebihan jika mengklaim bahwa al-Kindi mewarisi pengetahuan penempaan besi Nabi Daud AS. 

Pada perkembangannya, teknologi pengolahan besi dan baja berpusat di Damaskus, oleh orang Barat menyebut baja yang hebat dari Damaskus itu dengan sebutan Damascus Steel, yakni pengolahan besi dan baja Damaskus yang mampu menempa dan mengeraskan wootz steel menjadi indah dan lentur.

Menurut para ilmuwan Jerman, baja wootz pada waktu itu memiliki Tabung Karbon Nano (CNT) dalam struktur partikelnya, yang membuat pedang baja Damaskus menjadi lebih kuat 20 - 30 kali dari baja biasa.

Kehebatan teknologi Pedang Damaskus tersebut, layak disejajarkan dengan teknologi pedang agung semacam Excalibur of Arthur atau katana dari Jepang yang dipegang oleh para Samurai, di mana keduanya terkenal sebagai pedang yang superior, kuat, dan paling tajam di dunia saat ini dengan ketajaman berkisar pada angka 50 – 60 hrc. hrc merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur kekuatan pedang dengan standar Rookwell.

Pengetahuan seumpama al-Kindi tentang pembuatan pedang, dengan klasifikasi yang sangat teknis, masih dapat kita temukan jejaknya pada para pandai besi di Wakatobi, yang oleh al-Kindi menyebutnya sebagai Shaburqan atau besi laki-laki, yakni jenis besi keras yang diolah dalam kondisi panas, dan jenis Narmahin atau besi perempuan, yang merupakan besi yang lembek yang tak dapat diolah dalam kondisi panas.

Sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya pandai besi tersebut di Wakatobi, pada tahun 2015 telah digelar Festival Seribu Parang, yang dilaksanakan usai pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri di Pulau Binongko.

Lalu, bagaimana bentuk produk pandai besi Wakatobi?

Pandai besi di Wakatobi dapat ditemukan secara luas di Pulau Binongko. Menyinggung produk parang Binongko, mengingatkan kita pada bentuk parang Kapitan Pattimura sebagaimana diabadikan pada uang kertas pecahan Rp 1.000 keluaran tahun 2000.

Pada mata uang tersebut, nampak Kapitan Pattimura menggunakan Parang persis sama dengan produksi parang asal Binongko.
 
Bahkan, tidak hanya parangnya, sebagian pihak meyakini bahwa Kapitan Pattimura sendiri merupakan putra Binongko.

Terlepas dari persoalan tentang klaim asal usul Kapitan Pattimura tersebut, produk parang Binongko layak mendapatkan apresiasi oleh karena keberadaannya telah memberi kontribusi pada masyarakat di sebagian wilayah Tengah dan Timur Nusantara.

Apakah benar keahlian pandai besi Binongko merupakan warisan ilmu dari al-Kindi? Tentu, perlu pembuktian lebih lanjut, dan yang tak kalah penting ke depan produksi pandai besi asal Binongko bisa tetap eksis dengan kualitas yang lebih baik lagi.

Berani menguji kualitas produk pandai besi Binongko dengan standar Rookwell? Mungkin bisa dicoba. [MN]

0 comments:

Posting Komentar

Komentar

Profil Kabar MEAKA

https://www.kabar-meaka.blogspot.com/

Link Website Desa/Kelurahan Se-Wakatobi

Kec. Wangiwangi - Kec. Wangsel - Kec. Kaledupa - Kec. Kaledupa Selatan - Kec. Tomia - Kec. Tomia Timur - Kec. Binongko - Kec. Togo Binongko

Koroe Onowa - Longa - Maleko - Pada Raya Makmur - Patuno - Pookambua - Posalu - Sombu - Tindoi - Tindoi Timur - Waelumu - Waginopo - Waha - Wapia-Pia - Pongo - Waetuno - Wanci - Wandoka - Wandoka Selatan - Wandoka Utara - Kabita - Kabita Togo - Kapota - Kapota Utara - Komala - Liya Bahari Indah - Liya One Melangka - Liya Togo - Liyamawi - Matahora - Mola Bahari - Mola Nelayan Bakti - Mola Samaturu - Mola Selatan - Mola Utara - Numana - Wisata Kolo - Wungka - Mandati I - Mandati II - Mandati III - Ambeua Raya - Balasuna - Balasuna Selatan - Horuo - Kalimas - Lewuto - Mantigola - Ollo - Ollo Selatan - Samabahari - Sombano - Waduri - Ambeua - Buranga - Lagiwae - Laolua - Darawa - Kaswari - Langge - Lentea - Pajam - Peropa - Sandi - Tampara - Tanjung - Tanomeha - Kollo Soha - Lamanggau - Patua - Patua II - Runduma - Teemoane - Waitii - Waitii Barat - Onemay - Waha - Dete - Kahianga - Kulati - Timu - Wawotimu - Bahari - Patipelong - Tongano Barat - Tongano Timur - Jaya Makmur - Kampo-Kampo - Lagongga - Makoro - Palahidu Barat - Palahidu - Rukuwa - Taipabu - Wali - Haka - Oihu - Popalia - Sowa - Waloindi

Ikuti Kabar MEAKA di Facebook

Ikuti Kabar MEAKA di Twitter

Ikuti Kabar MEAKA di Youtube

Recent Post

Link Web Desa IDM Terbaik Nasional 2018

Ngroto - Gondang - Munggur - Ngringo - Sukosewu

Link Web Desa IDM Terbaik Sultra 2018

Banabungi - Lambandia - Waemputang