Tahukah anda, ternyata konsumsi tertinggi produk peternakan per kapita per tahun di Indonesia ---setelah ayam ras dan ayam kampung--- adalah sapi dan kambing, masing-masing sebesar 0,469 kg dan 0,052 kg (Buku Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2018).
Secara global, setidak-tidaknya ada 6 negara penghasil daging sapi terbesar di dunia. Riset Kompas pada tahun 2015, menempatkan Amerika Serikat sebagai peringkat pertama, disusul Brasil, China, India, Argentina, dan Australia.
Bagaimana dengan kambing? Dilansir dari lifepal pada tahun 2019, negara penghasil daging kambing dengan peringkat tertinggi, berturut-turut adalah: Selandia Baru, Australia, Inggris, Irlandia, dan Spanyol.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Menurut FaktaDaerah pada tahun 2017, Jawa Timur masih merupakan penghasil daging sapi terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Yakni di Desa Babadan, Kabupaten Malang melalui perusahaan PT Greenfields Indonesia.
Kemudian disusul Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Provinsi Lampung, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Provinsi Bali, dan juga Provinsi Sumatra Utara.
Sementara itu, penghasil daging kambing terbanyak di Indonesia menurut LokaData (2017) berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan, di Banyuwangi Jawa Timur, ada sebuah kelurahan yang dijuluki ‘Kampung Kambing’.
Tahukah anda, ternyata di Wakatobi, ada desa yang mendeklarasikan diri sebagai desa 'ternak'?
Desa yang memiliki minat yang tinggi untuk menjadi desa ternak adalah Desa Kulati.
Desa yang terletak di kecamatan Tomia Timur Kabupaten Wakatobi ini, memiliki wilayah seluas 7,90 Km2, dengan jumlah penduduk 753 jiwa, dan Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 252 KK.
Desa ini telah mengalokasikan lahan wilayahnya, sebesar ± 40 ha atau seluas 5,1% dari luas wilayahnya untuk menjadi lahan ternak.
Lahan tersebut adalah hamparan/padang yang cocok untuk penggembalaan ternak. Sebagian besar kawasan ini sebelumnya adalah lahan kritis/lahan tidur dan sebagiannya merupakan lahan pertanian/perkebunan warga desa.
Melalui Dana Desa Tahun Anggaran 2018, Desa Kulati menganggarkan Rp 105.000.000,- untuk pembuatan kandang ternak tersebut, sehingga masyarakat desa yang memiliki ternak dapat melepas ternaknya baik sapi maupun kambing untuk digembalakan di area yang telah ditentukan sesuai dengan hasil musyawarah desa ini.
Saat ini, ternak warga didominasi sapi dan kambing di lokasi ini. Sapi sebanyak 83 ekor dan kambing 275 ekor. Padang Penggembalaan ternak ini dinamakan oleh masyarakat lokal dengan sebutan “Kau Fande”.
Ayo #CeritakanWakatobi
Secara global, setidak-tidaknya ada 6 negara penghasil daging sapi terbesar di dunia. Riset Kompas pada tahun 2015, menempatkan Amerika Serikat sebagai peringkat pertama, disusul Brasil, China, India, Argentina, dan Australia.
Bagaimana dengan kambing? Dilansir dari lifepal pada tahun 2019, negara penghasil daging kambing dengan peringkat tertinggi, berturut-turut adalah: Selandia Baru, Australia, Inggris, Irlandia, dan Spanyol.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Menurut FaktaDaerah pada tahun 2017, Jawa Timur masih merupakan penghasil daging sapi terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Yakni di Desa Babadan, Kabupaten Malang melalui perusahaan PT Greenfields Indonesia.
Kemudian disusul Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Provinsi Lampung, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Provinsi Bali, dan juga Provinsi Sumatra Utara.
Sementara itu, penghasil daging kambing terbanyak di Indonesia menurut LokaData (2017) berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan, di Banyuwangi Jawa Timur, ada sebuah kelurahan yang dijuluki ‘Kampung Kambing’.
Tahukah anda, ternyata di Wakatobi, ada desa yang mendeklarasikan diri sebagai desa 'ternak'?
Sumber. Dok. Jumiadin
Desa yang memiliki minat yang tinggi untuk menjadi desa ternak adalah Desa Kulati.
Desa yang terletak di kecamatan Tomia Timur Kabupaten Wakatobi ini, memiliki wilayah seluas 7,90 Km2, dengan jumlah penduduk 753 jiwa, dan Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 252 KK.
Desa ini telah mengalokasikan lahan wilayahnya, sebesar ± 40 ha atau seluas 5,1% dari luas wilayahnya untuk menjadi lahan ternak.
Lahan tersebut adalah hamparan/padang yang cocok untuk penggembalaan ternak. Sebagian besar kawasan ini sebelumnya adalah lahan kritis/lahan tidur dan sebagiannya merupakan lahan pertanian/perkebunan warga desa.
Melalui Dana Desa Tahun Anggaran 2018, Desa Kulati menganggarkan Rp 105.000.000,- untuk pembuatan kandang ternak tersebut, sehingga masyarakat desa yang memiliki ternak dapat melepas ternaknya baik sapi maupun kambing untuk digembalakan di area yang telah ditentukan sesuai dengan hasil musyawarah desa ini.
Saat ini, ternak warga didominasi sapi dan kambing di lokasi ini. Sapi sebanyak 83 ekor dan kambing 275 ekor. Padang Penggembalaan ternak ini dinamakan oleh masyarakat lokal dengan sebutan “Kau Fande”.
Ayo #CeritakanWakatobi



Mantap ... Insya Allah kedepan akan terus dikembangkan
BalasHapus