Sebagian masyarakat Wakatobi masih memiliki kepercayaan berupa rohe polimba, dimana sebagian masyarakat Wakatobi masih memiliki kepercayaan bahwa seseorang yang meninggal masih bisa menjelma pada anak atau cucunya yang mereka tuju, dan sekaligus memberikan perbedaan konsep rohe polimba dengan reinkarnasi dalam agama Hindu.
Biasanya rohe polimba terjadi pada orang-orang pintar, sehingga ia mampu memindahkan rohnya kepada anak atau cucunya di dalam kandungan. Ini kemudian dapat dilihat dari sifat atau ciri-ciri yang persis sama dengan orang tua mereka yang sudah meninggal tersebut (bdk. Alifuddin, 2013: 210).
Selain itu, masyarakat Wakatobi juga masih percaya pada kepercayaan terhadap animisme dan dinamisme. Mereka menganggap bahwa baik batu maupun binatang memiliki roh yang sama sebagaimana manusia, mereka juga memiliki rasa seperti rasa yang dimiliki oleh manusia.
Kepercayaan pada dinamisme ini masih dapat dilihat pada tradisi sangka’a.
Dalam tradisi ini, seseorang dipercaya diganggu oleh roh-roh yang ada pada batu atau kayu yang dirusak atau diganggu oleh manusia.
Ada beberapa jenis batu yang biasa diyakini oleh masyarakat Wakatobi memiliki penghuni atau roh adalah batu karang berwarna merah, watu to’o yang terbelah, dan kansira.
Kebanyakan mereka percaya bahwa barang siapa yang membakar beberapa jenis batu tersebut di atas, akan mendapatkan celaka, karena telah merusak rasa yang ada di kayu atau batu tersebut. Di samping itu, mereka juga percaya bahwa beberapa jenis pohon dipercaya memiliki kekuatan atau roh apabila digangggu oleh manusia.
Biasanya rohe polimba terjadi pada orang-orang pintar, sehingga ia mampu memindahkan rohnya kepada anak atau cucunya di dalam kandungan. Ini kemudian dapat dilihat dari sifat atau ciri-ciri yang persis sama dengan orang tua mereka yang sudah meninggal tersebut (bdk. Alifuddin, 2013: 210).
Selain itu, masyarakat Wakatobi juga masih percaya pada kepercayaan terhadap animisme dan dinamisme. Mereka menganggap bahwa baik batu maupun binatang memiliki roh yang sama sebagaimana manusia, mereka juga memiliki rasa seperti rasa yang dimiliki oleh manusia.
Kepercayaan pada dinamisme ini masih dapat dilihat pada tradisi sangka’a.
Dalam tradisi ini, seseorang dipercaya diganggu oleh roh-roh yang ada pada batu atau kayu yang dirusak atau diganggu oleh manusia.
Ada beberapa jenis batu yang biasa diyakini oleh masyarakat Wakatobi memiliki penghuni atau roh adalah batu karang berwarna merah, watu to’o yang terbelah, dan kansira.
Kebanyakan mereka percaya bahwa barang siapa yang membakar beberapa jenis batu tersebut di atas, akan mendapatkan celaka, karena telah merusak rasa yang ada di kayu atau batu tersebut. Di samping itu, mereka juga percaya bahwa beberapa jenis pohon dipercaya memiliki kekuatan atau roh apabila digangggu oleh manusia.


0 comments:
Posting Komentar