Setelah menyelesaikan dua agenda interview (Kelompok Kauluma, dan Alumni Diklat CF), pada sesi kedua hari Sabtu, 14 Januari 2017, pukul 13.00 Wita, Tim Evaluator telah berada di kantor Bappeda Kabupaten Wakatobi untuk interview dengan sejumlah alumni dan para perencana di fase program JICA CDP berjalan bahkan sampai dengan pasca Program JICA CDP berakhir, setelah sebelumnya kami menyelesaikan makan siang di salah satu rumah makan di sekitar Polsek Wangi-Wangi bersama beberapa CF.
Sekitar 1/2 jam setelah kami sampai di Bappeda, sejumlah kawan-kawan dari Bappeda akhirnya bersama-sama di ruang rapat Bappeda. Nampak di antaranya ada Bu Desiaty Djalal (ex Kasubag Program Bappeda/Kabid Statistik di Dinas Kominfo dan Statistik), Masruddin (Kabid Ekososbud Bappeda), Ruslim (Kabid Penelitian Bappeda), dan Askal Sumera (Kasubag Program Bappeda). Hadir pula mendampingi Tim Evaluator, Dr. Saediman Mboe (Kepala Bappeda Kab. Wakatobi), Drs. Hardjum Saleh (Sekretaris Bappeda), Pak Suwarman (Kabid Sarana dan Prasarana Wilayah Bappeda), dan Pak Muta (salah seorang Kasubid di Bappeda).
Sekitar 1/2 jam setelah kami sampai di Bappeda, sejumlah kawan-kawan dari Bappeda akhirnya bersama-sama di ruang rapat Bappeda. Nampak di antaranya ada Bu Desiaty Djalal (ex Kasubag Program Bappeda/Kabid Statistik di Dinas Kominfo dan Statistik), Masruddin (Kabid Ekososbud Bappeda), Ruslim (Kabid Penelitian Bappeda), dan Askal Sumera (Kasubag Program Bappeda). Hadir pula mendampingi Tim Evaluator, Dr. Saediman Mboe (Kepala Bappeda Kab. Wakatobi), Drs. Hardjum Saleh (Sekretaris Bappeda), Pak Suwarman (Kabid Sarana dan Prasarana Wilayah Bappeda), dan Pak Muta (salah seorang Kasubid di Bappeda).
Gambar 1. Suasana Pertemuan di Bapeda
Pertemuan dibuka oleh Kepala Bappeda, dengan hangat beliau mengucapkan selamat datang kepada Tim Evaluator (Dr. Bahtiar Mustari, Dr. Muh. Jibril Tajibu, dan Dr. Kasnaeny Karim) dan berharap para staf yang dihadirkan oleh Bappeda dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh Tim Evaluator.
Sesi interview dimulai oleh Dr. Bahtiar Mustari dengan menyampaikan beberapa pertanyaan yang substansinya kurang lebih sebagaimana yang ditanyakan pada masyarakat dan CF. Namun, yang menarik adalah ketika teman-teman dari Bappeda mengungkap bagaimana upaya serius Bappeda dalam mendukung Program JICA CDP termasuk memanfaatkan para alumni Diklat CF dalam berbagai kegiatan perencanaan di Bappeda, serta upaya memelihara ruh konsep-konsep yang diperkenalkan oleh JICA CDP untuk diinternalisasikan kepada berbagai stakeholders di Wakatobi (melalui dukungan APBD), seperti Diklat bagi para Kades/Lurah, Diklat untuk para Eselon II, Eselon III, Eselon IV bahkan termasuk untuk para Kepala Sekolah. Pun juga termasuk penerbitan Perbub Kolaborasi ---yang juga digadang-gadang akan didorong untuk menjadi Perda--- kesemuanya diupayakan untuk mematangkan mekanisme kolaborasi dalam pembangunan di Kabupaten Wakatobi.
Yang menarik adalah pertanyaan salah seorang Tim Evaluator yang terkesan menggelitik, yakni terkait rencana skenario pembangunan ke depan di Kabupaten Wakatobi, dengan menyinggung peluang implementasi ruh konsep-konsep dan pengalaman JICA CDP dihubungkan dengan konsern pengambil kebijakan ke depan, apakah tetap menjadi bagian dari skenario mekanisme yang diinginkan ataukah akan mencari pola baru dalam mekanisme peencanaan dan implementasi pembangunan? Pertanyaan ini secara diplomatis langsung disambar oleh Kepala Bappeda bahwa secara substansi tentu telah menjadi konsern pengambil kebijakan (Bupati) hanya saja dalam komunikasi verbalnya, Pak Bupati mempunyai pilihan kata tersendiri untuk menyatakan maksud mekanisme yang diinginkan, yang pada dasarnya juga adalah pembangunan yang berbasis data, namun dengan pendekatan komunikasi yang akan disampaikan nanti oleh pihak Bappeda nantinya, diharapkan dapat merepresentasikan substansi yang dimaksudkan sebagaimana upaya-upaya pihak Bappeda yang telah berjalan selama ini.
Pada pertemuan yang singkat tersebut terungkap bahwa Bappeda Wakatobi selama ini telah menginvestasikan suatu karya pembangunan Sumber Daya Manusia dalam ranah perencanaan dan implementasi pembangunan yang sangat serius, sehingga yang dibutuhkan adalah Political Will dan Political Action yang berpihak pada penyempurnaan 'batu bata' mekanisme perencanaasn dan implementasi pembangunan yang telah disusun hampir selama satu dasa warsa. Jika ini tidak diseriusi oleh keberpihakan kebijakan rezim yang baru, maka terasa ada yang hilang dari idealisme dan keberpihakan kita pada apa yang disebut dengan pembangunan yang sebenarnya. Jikalau saja ada keengganan untuk mengimplementasikan karya-karya yang telah dibangun sebelumnya, seharusnya kata EVALUASI adalah upaya yang paling pantas, karena bagaimanapun konsep-konsep dan implementasi JICA CDP memiliki sejumlah kelemahan, oleh karena itu yang dibutuhkan adalah sejumlah upaya untuk menyempurnakannya.
Pertemuan pun berakhir sekitar pukul 15.00 Wita, Pak Kepala Bappeda menutup pertemuan dengan harapan tetap memiliki kemitraan dengan JICA ke depan, dan tak lupa beliau mengucapkan terima kasih atas kunjungan Tim Evaluator ke Kabupaten Wakatobi.
(Catatan: Sunarwan Asuhadi)
Sesi interview dimulai oleh Dr. Bahtiar Mustari dengan menyampaikan beberapa pertanyaan yang substansinya kurang lebih sebagaimana yang ditanyakan pada masyarakat dan CF. Namun, yang menarik adalah ketika teman-teman dari Bappeda mengungkap bagaimana upaya serius Bappeda dalam mendukung Program JICA CDP termasuk memanfaatkan para alumni Diklat CF dalam berbagai kegiatan perencanaan di Bappeda, serta upaya memelihara ruh konsep-konsep yang diperkenalkan oleh JICA CDP untuk diinternalisasikan kepada berbagai stakeholders di Wakatobi (melalui dukungan APBD), seperti Diklat bagi para Kades/Lurah, Diklat untuk para Eselon II, Eselon III, Eselon IV bahkan termasuk untuk para Kepala Sekolah. Pun juga termasuk penerbitan Perbub Kolaborasi ---yang juga digadang-gadang akan didorong untuk menjadi Perda--- kesemuanya diupayakan untuk mematangkan mekanisme kolaborasi dalam pembangunan di Kabupaten Wakatobi.
Yang menarik adalah pertanyaan salah seorang Tim Evaluator yang terkesan menggelitik, yakni terkait rencana skenario pembangunan ke depan di Kabupaten Wakatobi, dengan menyinggung peluang implementasi ruh konsep-konsep dan pengalaman JICA CDP dihubungkan dengan konsern pengambil kebijakan ke depan, apakah tetap menjadi bagian dari skenario mekanisme yang diinginkan ataukah akan mencari pola baru dalam mekanisme peencanaan dan implementasi pembangunan? Pertanyaan ini secara diplomatis langsung disambar oleh Kepala Bappeda bahwa secara substansi tentu telah menjadi konsern pengambil kebijakan (Bupati) hanya saja dalam komunikasi verbalnya, Pak Bupati mempunyai pilihan kata tersendiri untuk menyatakan maksud mekanisme yang diinginkan, yang pada dasarnya juga adalah pembangunan yang berbasis data, namun dengan pendekatan komunikasi yang akan disampaikan nanti oleh pihak Bappeda nantinya, diharapkan dapat merepresentasikan substansi yang dimaksudkan sebagaimana upaya-upaya pihak Bappeda yang telah berjalan selama ini.
Pada pertemuan yang singkat tersebut terungkap bahwa Bappeda Wakatobi selama ini telah menginvestasikan suatu karya pembangunan Sumber Daya Manusia dalam ranah perencanaan dan implementasi pembangunan yang sangat serius, sehingga yang dibutuhkan adalah Political Will dan Political Action yang berpihak pada penyempurnaan 'batu bata' mekanisme perencanaasn dan implementasi pembangunan yang telah disusun hampir selama satu dasa warsa. Jika ini tidak diseriusi oleh keberpihakan kebijakan rezim yang baru, maka terasa ada yang hilang dari idealisme dan keberpihakan kita pada apa yang disebut dengan pembangunan yang sebenarnya. Jikalau saja ada keengganan untuk mengimplementasikan karya-karya yang telah dibangun sebelumnya, seharusnya kata EVALUASI adalah upaya yang paling pantas, karena bagaimanapun konsep-konsep dan implementasi JICA CDP memiliki sejumlah kelemahan, oleh karena itu yang dibutuhkan adalah sejumlah upaya untuk menyempurnakannya.
Pertemuan pun berakhir sekitar pukul 15.00 Wita, Pak Kepala Bappeda menutup pertemuan dengan harapan tetap memiliki kemitraan dengan JICA ke depan, dan tak lupa beliau mengucapkan terima kasih atas kunjungan Tim Evaluator ke Kabupaten Wakatobi.
(Catatan: Sunarwan Asuhadi)



0 comments:
Posting Komentar