Benarkah Perikanan Wakatobi Masih Berkelanjutan?

Menjawab pertanyaan ini diperlukan data, dan data yang paling mungkin untuk merespon kondisi ini adalah data dari Kerja Sama Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Halu Oleo dengan WWF-Indonesia pada tahun 2016, yang resmi dipublikasikan dengan judul "LAPORAN PENILAIAN PERFORMA PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP DENGAN INDIKATOR EAFM (Ecosystem Approach to Fishereis Management) Kabupaten Wakatobi Propinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016".

Sebagai data pembanding dalam penelitian ini, disajikan Status dan  Performa Sumberdaya Perikanan Karang di Kabupaten Wakatobi Tahun 2012 dan Status dan Performa Sumberdaya Perikanan Tuna di Kabupaten Wakatobi Tahun 2012.

Performa perikanan karang tahun 2012 di Kabupaten Wakatobi secara keseluruhan dari domain dan indikator EAFM adalah dalam kondisi baik. Dari analisis indikator untuk setiap domain maka terlihat bahwa nilai komposit tertinggi terdapat pada domain habitat dan ekosistem dan terendah adalah domain: sumberdaya ikan, sosial dan ekonomi. Walaupun performa perikanan karang menunjukkan kondisi yang baik namun perlu ada perbaikan pengolaan perikanan karang khususnya pada setiap domain agar dapat ditingkatkan pada performa sangat baik untuk setiap domain. Sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Sumber: http://www.eafm-indonesia.net/

Sedangkan Performa perikanan tuna tahun 2012 di Kabupaten Wakatobi secara keseluruhan dari domain dan indikator EAFM adalah dalam kondisi baik. Setiap domain yang berdasarkan kriteria masing-masing indikator domain pada domain habitat & ekosistem, sumberdaya ikan, teknik penangkapan ikan, sosial, ekonomi dan kelembagaan menunjukkan bahwa nilai komposit tertinggi terdapat pada domain habitat dan ekosistem dan sumberdaya ikan dengan status sangat baik sedangkan nilai  terendah adalah domain sosial dan ekonomi dengan status: sedang. Sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Sumber: http://www.eafm-indonesia.net/

Lalu bagaimana dengan data tahun 2016?

Berdasarkan hasil analisis dan penilaian setiap domain yang berdasarkan kriteria masing-masing indikator domain pada domain habitat & ekosistem, sumberdaya ikan, teknik penangkapan ikan, sosial, ekonomi dan kelembagaan menunjukkan bahwa nilai komposit tertinggi terdapat pada domain habitat dan ekosistem dan terendah adalah domain sumberdaya ikan. Jika dibandingkan dengan data nilai agregat 2012 (206.9), nampak bahwa data (skoring) performa perikanan karang tahun 2016 lebih tinggi 217.7. Nilai komposit pada setiap domain secara detail dapat dilihat pada tabel berikut. 

Sumber: http://www.eafm-indonesia.net/ 

Berdasarkan hasil analisis dan penilaian setiap domain yang berdasarkan kriteria masing-masing indikator domain pada domain habitat & ekosistem, sumberdaya ikan, teknik penangkapan ikan, sosial, ekonomi dan kelembagaan menunjukkan bahwa nilai komposit tertinggi terdapat pada domian habitat dan ekosistem dan sumberdaya ikan dengan status sangat baik sedangkan nilai terendah adalah domain sosial dan ekonomi dengan status sedang. Jika dibandingkan dengan data nilai agregat 2012 (228.6), nampak bahwa data (skoring) performa perikanan tuna tahun 2016 lebih rendah, yakni 226.5, tetapi masih berada pada kategori baik. Nilai komposit pada setiap domain secara detail dapat di lihat pada tabel berikut. 

 Sumber: http://www.eafm-indonesia.net/ 

Dengan demikian performa perikanan karang dan tuna di Kabupaten Wakatobi pada tahun 2016, masih terkategori baik, namun bagaimana dengan kondisi perikanan kita di tahun-tahun berikutnya ? Tentu diperlukan lagi riset serupa untuk memastikan status keberlanjutannya.