Dalam dunia ternak, populer istilah ruminansia dan unggas.
Ruminansia diartikan sebagai hewan pemamah biak, juga dikenal dengan sebutan hewan herbivora yang memakan rumput dan dedaunan, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, rusa, dan kijang.
Sedangkan unggas adalah hewan dari keluarga burung yang memiliki sayap, berbulu, berkaki dua, memiliki paruh dan berkembang biak dengan cara bertelur.
Contoh hewan unggas adalah, semua jenis burung, ayam, bebek/itik, angsa, mentok, dan binatang sejenisnya.
Kalau ada yang bertanya: mana lebih sulit antara beternak ruminansia dan unggas?
Jawabannya tentu unggas.
Terus sulit beternak mana: kambing dengan bebek?
Tentu jawabannya adalah bebek.
Kenapa demikian? Jawaban yang mungkin, tentu kemudahan penyediaan pakan dan kemudahan mengendalikan ternaknya sendiri.
Dari jawaban ini, mungkin sepintas kita akan berkesimpulan bahwa di suatu kampung akan lebih banyak jumlah bebek dibandingkan kambing.
Benarkah demikian?
Ternyata tidaklah demikian. Misalnya di Kabupaten Wakatobi.
Data BPS menunjukkan bahwa jumlah populasi kambing di Wakatobi pada 3 tahun terakhir (2018, 2019, dan 2020), mengalami peningkatan, berturut-turut sebagai berikut (dalam satuan ekor): 9.848, 9.978, dan 11.242.
Sementara jumlah populasi bebek dalam tahun yang sama, adalah sebagai berikut: 6.164, 6.250, dan 8.471.
Dari data tersebut, menunjukkan bahwa pada 2020, kebutuhan akan kambing mengalami peningkatan 13% dibandingkan 2019. Namun demikian populasi bebek meningkat sebesar 36% pada tahun yang sama.



0 comments:
Posting Komentar