Pada tanggal 19 Agustus 2018, perhatian masyarakat Indonesia, khususnya aktivis dan pemerhati laut dan sampah plastik tertuju secara massif pada acara yang dihelat secara nasional yang diberi tajuk 'Pandu Laut Nusantara' yang diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Acara ini di Kabupaten Wakatobi selain disukseskan oleh satuan kerja di lingkup KKP, seperti LPTK BRSDM KP, AKKP BRSDM KP, Karantina, dan Pos PSDKP, juga turut berada di garda terdepan adalah Kamelia (kumpulan pemerhati lingkungan), BTNW, WWF, Basarnas, DKP, termasuk warga setempat dan sekolah-sekolah.
Lokasi pelaksanaan Aksi Pandu Laut Nusantara di Kabupaten Wakatobi terdiri dari 3 (tiga) titik, yakni: Pantai Bhata (Desa Kapota), Pantai Waha (Desa Waha), dan Pantai Melai One (Desa Matahora). Bahkan, untuk memeriahkan event nasional ini, di Desa Waha dilaksanakan festival adat, yakni Kabuenga di atas laut.
Sayangnya, pemandangan kontras akan nampak, jika pada saat yang sama, ada yang melakukan perjalanan ke arah Desa Waelumu dari arah Desa Koroe Onowa atau sebaliknya ke arah Desa Koroe Onowa dari arah Desa Waelumu, sekira pukul 13.00 WITA, sekitar 500 meter dari jalan raya ke arah bukit di lokasi tersebut, akan nampak kepulan asap dari kebakaran lahan.
Sayangnya, pemandangan kontras akan nampak, jika pada saat yang sama, ada yang melakukan perjalanan ke arah Desa Waelumu dari arah Desa Koroe Onowa atau sebaliknya ke arah Desa Koroe Onowa dari arah Desa Waelumu, sekira pukul 13.00 WITA, sekitar 500 meter dari jalan raya ke arah bukit di lokasi tersebut, akan nampak kepulan asap dari kebakaran lahan.
Nampak kebakaran lahan di sekitar jalan antara Desa Waelumu - Desa Koroe Onowa (Dokumentasi MEAKA)
Pada saat kebakaran terjadi, tak terlihat warga yang memadamkannya. Kebakaran seperti ini berkali-kali terjadi di lokasi ini pada tahun-tahun sebelumnya. Biasanya warga ramai memadamkannya, hanya bila mengancam lahan pertaniannya, jika tidak, maka lahannya dibiarkan terbakar sampai padam sendiri.
Mungkin ini suatu tanda, agar kita adil memperhatikan alam, tidak hanya laut, tapi juga hutan dan lahan kita agar tetap produktif menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Mungkin di Wakatobi, hutan dan lahan iri kepada laut, oleh sebab laut banyak yang memperhatikannya.
Mungkin ini suatu tanda, agar kita adil memperhatikan alam, tidak hanya laut, tapi juga hutan dan lahan kita agar tetap produktif menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Mungkin di Wakatobi, hutan dan lahan iri kepada laut, oleh sebab laut banyak yang memperhatikannya.



0 comments:
Posting Komentar